Seimbangkan Refleksi-Aksi

ceramah di BEM Universitas Flores

Oleh FRANS OBON

PARA mahasiswa Manggarai yang sedang belajar di Kota Ende menggelar seminar mengenai peran mahasiswa dalam pelaksanaan otonomi daerah di Kabupaten Ende. Sekitar 500 mahasiswa hadir dalam seminar tersebut. Karena kapasitas ruangan tidak cukup, maka sebagian mahasiswa menempati sayap kiri dan lorong di antara ruangan (Flores Pos 7 Mei 2012).

Sebagaimana biasa semangat muda para mahasiswa tampak dalam sesi diskusi. Pembicaraan hangat. Pertanyaan-pertanyaan juga keras. Tembak langsung. Dari pertanyaan-pertanyaan kita juga bisa tahu tentang tingkat pemahaman para mahasiswa mengenai satu masalah. Apa persepsi mereka tentang tugas dan peran pemerintah dan DPRD. Pendek kata, amatlah menyenangkan berada di antara kalangan mahasiswa. Kita bisa lihat dan menangkap semangat yang menggelora dalam diri mereka.

Di dalam sejarah pergerakan mahasiswa Indonesia, terutama pada masa-masa kebangkitan nasional Indonesia serta perjuangan menuju kemerdekaan, peranan kaum muda ini begitu kuat. Hampir semua tokoh pergerakan nasional Indonesia pada mulanya bergerak di kampus-kampus. Tidak diragukan lagi intelektualitas mereka. Para tokoh pergerakan ini gandrung dengan filsafat dan politik serta akrab dengan pemikiran-pemikiran besar di dunia internasional. Bobot intelektualitas mereka teruji baik di dalam perumusan naskah undang-undang dasar maupun diplomasi internasional.

Mahasiswa kembali menunjukkan perannya ketika meruntuhkan Orde Lama dan menaikkan ke tampuk kekuasaan Orde Baru. Para mahasiswa bergerak di kampus-kampus dan melakukan aktivitas politik untuk perubahan politik di Indonesia. Hal yang sama terjadi lagi pada tahun 1998. Para mahasiswa kembali menurunkan pemerintahan Orde Baru yang telah berkuasa selama 32 tahun.

Para mahasiswa Manggarai yang belajar di Kota Ende.

Dengan demikian dalam sejarah bangsa Indonesia para mahasiswa berperan penting. Namun haruslah diakui, pergerakan mahasiswa kita belakangan seringkali tidak diimbangi dengan pergulatan pemikiran di kampus-kampus kita. Kampus-kampus kita terlalu sepi dari perdebatan intelektual. Terlalu sepi dari diskusi-diskusi mengenai masalah-masalah yang dihadapi masyarakat. Dengan demikian kampus-kampus kita tidak lagi tersambung dengan konteks masyarakat di sekitarnya.

Kampus menjadi monade yang tertutup di dalam dirinya. Gegap gempita kampus hanyalah sebatas pada perayaan-perayaan wisuda yang makin gemerlap. Universitas merasa bangga karena mewisuda begitu banyak sarjana, tetapi outputnya sering tidak tersambung dengan konteks kehidupan sosialnya. Itulah salah satu alasannya mengapa reformasi politik Indonesia, yang sudah berjalan hampir 10 tahun lebih, seakan tidak memberikan dampak bagi kehidupan demokrasi kita.

Mahasiswa Manggarai yang belajar di Kota Ende. Mahasiswa Manggarai yang belajar di Kota Ende dan para pembicara dalam seminar tersebut.

Oleh karena itu agar para mahasiswa dan generasi masa depan kita bisa berperan aktif di masyarakat dengan bobot intelektualitas yang bagus, maka kampus-kampus kita di Flores perlu menyeimbangkan antara kontemplasi intelektual dan aktivitas di luar kampus. Kalau terlalu gegap gembita di luar kampus baik dalam bentuk aksi-aksi demonstrasi maupun kegiatan lainnya, tetapi sepi dalam kontemplasi intelektual, maka generasi masa depan kita akan berjalan tanpa orientasi ilmiah. Generasi masa depan kita akan kehilangan bobot intelektual.

Sangatlah berbahaya jika nanti suatu ketika mereka menjadi pemimpin tetapi pemimpin tanpa bobot intelektual yang memadai. Dampaknya adalah hasil dari keputusannya akan terlihat compang camping. Pembangunan juga akan berjalan compang-camping.

Idealnya adalah kampus-kampus kita harus bisa menjadi pusat kontemplasi intelektual dan juga menjadi pelopor perubahan yang dilakukan melalui aktivitas-aktivitas ekstra kampus. Bobot kehadiran mahasiswa, calon pemimpin masa depan kita di masyarakat harus pula memancarkan bobot intelektualitas mereka.

Bentara, 8 Mei 2012

Satu pemikiran pada “Seimbangkan Refleksi-Aksi

  1. Ping-balik: Flores Reporter

Tinggalkan komentar