Budaya Lokal dalam Politik Lokal

Para mahasiswa asal Manggarai di Ende.
Para mahasiswa asal Manggarai di Ende.@frans obon

Oleh FRANS OBON

BUPATI Manggarai Anthony Bagul Dagur dalam pidato pelantikannya 24 Februari 2000 mengatakan bahwa pemerintah daerah memerlukan pendekatan sosial budaya dalam penyelesaian masalah di Manggarai. Penekanan pada pendekatan sosial budaya itu memberikan kita harapan dihidupkannya kembali berbagai aktivitas budaya sebagai ekspresi jati diri orang Manggarai.

Paling tidak juga, katakanlah tanpa ajakan ini pun, perubahan sosial budaya yang terjadi pada masyarakat Manggarai saat ini minimal mampu mendorong sebuah diskusi yang intens untuk menelaah berbagai soal perubahan sosial yang ada. Atau minimal juga upaya itu memberikan harapan baru untuk apa yang dikatakan dalam puisi Mazmur Uma Rana dari John Dami Mukese, mengajak masyarakat Manggarai untuk menyadarkan kembali kuni agu kalo (jati dirinya). Mengajak masyarakat Manggarai menenum kembali kisah-kisah kehidupan yang dinyanyikan dalam sanda dengan gerak tari melingkar perlambang kesatuan dan persatuan dengan irama kaki yang seragam yang memuat falsafah muku ca puu neka woleng curup, teu ca ambo neka woleng jaong (jangkong), syair-syair indah dalam mbata dan gita cinta dalam danding yang dilantunkan pada waktu malam bersama gadis-gadisnya yang berkulit kuning langsat, gerakan-gerakan mistik religius dalam raga sae ketika acara paki kaba (potong kerbau) atau paki jarang bolong (kuda hitam) di kampung-kampung di Manggarai yang syarat dengan gerakan spiritual berpadu estetika indah dan sikap ksatria yang diperagakan dalam caci bercirikan sikap sportif.
Lanjutkan membaca “Budaya Lokal dalam Politik Lokal”

Hari Pers Nasional

Oleh FRANS OBON

Minggu, 9 Februari, bangsa Indonesia memperingati Hari Pers Nasional (HPN). Berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 5/1985, tanggal 9 Februari ditetapkan sebagai Hari Pers Nasional. Tanggal 9 Februari dijadikan Hari Pers Nasional didasarkan pada fakta historis bahwa pada tanggal 9 Februari 1946, dibentuklah Persatuan Wartawan Indonesia (PWI), yang menjadi wadah organisasi para wartawan di Indonesia. Tema HPN tahun 2014 adalah “Pers Sehat, Rakyat Berdaulat”. Pada tahun 2013, tema HPN adalah “Pers Bermutu, Bangsa Maju”.

Sudah seringkali dikatakan bahwa pers adalah pilar keempat demokrasi dan memang tidak terbantahkan tentang peranan pers dalam memajukan dan menyehatkan kehidupan masyarakat. Apa jadinya bila kehidupan bersama kita sebagai bangsa dan negara tanpa kehadiran pers. Apa jadinya bila satu daerah (komunitas) tidak memiliki pers. Atau lebih spesifik kita bisa katakan, apa jadinya bila Flores dan Lembata ataupun Nusa Tenggara Timur tidak memiliki pers.

Pers selalu terkait dengan masyarakat di mana dia berada. Oleh karena itu pers pada hakikatnya mencerminkan dinamika kehidupan masyarakatnya. Dinamika pers adalah dinamika masyarakat itu sendiri. Harian Flores Pos, misalnya, 80 persen content (isi) redaksionalnya memuat berita-berita lokal. Ini adalah sebuah pilihan sengaja dan penuh kesadaran bahwa berita-berita pada Harian Flores Pos mencerminkan dinamika kehidupan masyarakat Flores dan Lembata khususnya dan Nusa Tenggara Timur pada umumnya. Dengan demikian Flores Pos memotret bagian-bagian penting dari rekam jejak dinamika kehidupan masyarakat Flores dan Lembata, yang kemudian menjadi dokumentasi dinamika dan sejarah kehidupan masyarakat Flores dan Lembata itu sendiri.
Lanjutkan membaca “Hari Pers Nasional”

Memperkuat Akar Rumput

Gubernur NTT Frans Lebu Raya didampingi Ketua Puskopdit Flores Mandiri Yoseph Dopo dan Manajer Puskopdit Mikhael Hongkoda Jawa meninjau gedung baru Puskopdit.

Oleh FRANS OBON

GERAKAN koperasi kredit di Flores dan Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah berusia 40 tahun, terhitung sejak dibentuknya Biro Konsultasi Credit Union di Jakarta pada tahun 1971. Gerakan koperasi kredit di Indonesia sudah ada sebelumnya, namun politik pemerintah seringkali tidak menguntungkan gerakan tersebut. Gerakan ini seakan mendapatkan momentum yang bagus ketika Orde Baru masih baru. Ketika Orde Baru masih membuka lembaran barunya dan berusaha memenuhi janjinya untuk membarui politik Indonesia dan membangun kembali ekonomi yang morat marit selama Orde Lama.
Lanjutkan membaca “Memperkuat Akar Rumput”

Orang Dalam dan Orang Luar

Oleh FRANS OBON

SENTIMEN etnik sering muncul pada saat tertentu di Flores. Orang luar dan orang dalam. Pendatang dan orang asli. Kategori ini selalu dimunculkan dalam konteks perebutan sumber daya di daerah-daerah. Kali ini sentimen lama ini datang lagi dalam soal penerimaan pegawai negeri sipil daerah. Tapi dengan wajah lain.

Setelah bicara mengenai komitmen, tanggung jawab, dan integritas di dalam bekerja, Bupati Ngada Marianus Sae dalam acara penyerahan Surat Keputusan (SK) pengangkatan calon pegawai negeri sipil daerah di Bajawa, Selasa (9/5/2011) juga bicara soal kemungkinan “orang luar” yang lolos seleksi pegawai negeri di Kabupaten Ngada menjadikannya sebagai batu loncatan agar pada satu waktu nanti mereka akan minta pindah ke daerah asalnya (Flores Pos edisi 11 Mei 2011).
Lanjutkan membaca “Orang Dalam dan Orang Luar”

Makan dari Yang Kami Tanam

Para siswa di Kabupaten Ende terlibat dalam acara kesenian menyambut pejabat.

Oleh FRANS OBON

PEMERINTAH Provinsi Nusa Tenggara Timur menggelar pekan petani-nelayan ke-13 di Labuan Bajo, Manggarai Barat pada Selasa, 3 Mei 2011. Pekan petani-nelayan ini dibuka Wakil Gubernur NTT Esthon Foenay. Esthon mengajak masyarakat menyatukan langkah dan gerak memerangi kemiskinan dan kelaparan di NTT (Flores Pos, edisi 6 Mei 2011).
Lanjutkan membaca “Makan dari Yang Kami Tanam”

Daerah Baru, Cara lama

Demonstrasi pemilihan umum kepala daerah dan wakil kepala daerah Kabupaten Lembata, Flores.

Oleh FRANS OBON

Hasil evaluasi Departemen Dalam Negeri terhadap daerah pemekaran baru di Indonesia baik provinsi maupun kabupaten/kota menyedihkan. Tidak banyak daerah pemekaran baru itu mengalami kemajuan berarti. Semua stagnan. Hasil evaluasi ini memang masih dapat diperdebatkan. Entahkah seluruhnya menjadi kesalahan pemerintahan daerah atau pemerintah pusat juga ikut memberikan kontribusi dalam masalah ini.

Daerah pemekaran baru itu masih diberi kesempatan untuk melakukan pembenahan-pembenahan. Jika tidak ada kemajuan, maka daerah mekaran baru itu akan kembali digabungkan dengan kabupaten induk.
Lanjutkan membaca “Daerah Baru, Cara lama”

Kinglake

Di sebuah rumah makan di daerah Kinglake, Melbourne utara.

Oleh FRANS OBON

Sisa-sisa kebakaran di Kinglake, Melbourne utara, Australia masih terlihat ketika saya bersama para wartawan dari Asia Pasifik berkunjung ke daerah pedesaan tersebut, Oktober 2009 lalu. Gosong. Hitam pekat. Areal yang terbakar kira-kira dua ribuan hektare luasnya. Saya bisa membayangkan betapa ngeri kebakaran tersebut. Masyarakat setempat menyebutnya black Saturday, Sabtu kelam pada Februari 2009.
Sepuluh wartawan dari Asia Pasifik mendapat beasiswa dari Australian Leadership Awards Fellowships (ALAF) untuk mengikuti lokakarya menulis soal ekonomi dan perdagangan internasional, yang diselenggarakan Asia Pasific Journalism Centre, pimpinan John Wallace, selama lima minggu. Program ini didanai Aus-AID (Australian Agency International Development).
Lanjutkan membaca “Kinglake”