Koperasi Kredit dan Ekonomi Inklusif

Peluncuran buku kenangan perayaan 50 tahun gerakan koperasi kredit di Flores di aula Puskopdit Flores Mandiri, Sabtu 11 Juni 2022 (photo/frans obon)

Oleh Frans Obon

Berbagai kalangan memberikan apresiasi terhadap perayaan 50 tahun gerakan koperasi kredit di Flores di bawah koordinasi Puskopdit Flores Mandiri. Perayaan 50 tahun koperasi kredit berlangsung di aula Puskopdit Flores Mandiri, Sabtu 11 Juni 2022. Apresiasi dan profisiat diberikan karena dalam kurun waktu 50 tahun, gerakan koperasi kredit telah memainkan peranan penting dalam pemberdayaan sosial ekonomi masyarakat di Flores.

Menurut data Desember 2021, jumlah aset 40 koperasi kredit primer dan Puskopdit Flores Mandiri mencapai Rp1,9 triliun dengan simpanan anggota Rp1,6 triliun dan jumlah anggota sebanyak 230.842 orang.

Pada tahun 1972, Credit Union (CU) Jayakarta adalah koperasi kredit pertama di Flores yang diprakarsai guru-guru di SMAK Syuradikara Ende. Anggotanya terdiri dari para guru SMAK Syuradikara Ende dan mahasiswa yang tinggal di Wisma Jayakarta.

Peranan penting Gereja Katolik Keuskupan Agung Ende dan Regio SVD Ende – saat  ini Provinsi SVD Ende –  patutlah dikenang sebagai inisiator dan penggagas awal dari gerakan ini. Karena itu tidaklah berlebihan bila pada usia 50 tahun, gerakan koperasi kredit menyampaikan terima kasih kepada kepeloporan kaum klerus dan tokoh-tokoh awam Katolik.

Kendati demikian sejak awal munculnya, gerakan koperasi kredit terbuka untuk semua kalangan dari berbagai latarbelakang. Oleh karena itu Uskup Agung Ende Mgr  Vincentius Sensi Potokota yang memimpin ekaristi perayaan 50 tahun menegaskan bahwa pertumbuhan dan perkembangan koperasi kredit mencapai 50 tahun berawal dari sebuah inisiatif kecil dari Gereja Katolik untuk memberdayakan masyarakat secara sosial ekonomi.

Gerakan Inklusif

Uskup Agung ini mengatakan, koperasi kredit adalah inisiatif pemberdayaan sosial ekonomi yang bersifat inklusif, gerakan sosial ekonomi yang merangkul semua pihak dari berbagai latarbelakang.

“Gerakan koperasi kredit adalah inisiatif pemberdayaan ekonomi yang bersifat inklusif, merangkul semua pihak dari semua latarbelakang. Oleh karena itu syukur kita pada perayaan 50 tahun koperasi kredit adalah syukur kita bersama. Saya percaya bahwa nilai terbesar dari syukur kita pada saat ini adalah syukur yang mengusung nilai-nilai universal dan merangkul semua orang,” kata Uskup pada pengantar perayaan ekaristi.

Dalam kotbah, Uskup Sensi mengatakan, gerakan koperasi kredit adalah bagian dari pergumulan aktif untuk memberdayakan ekonomi umat dan  mengambil bagian dalam upaya kesejahteraan ekonomi umat. Keterlibatan koperasi kredit dalam upaya pemberdayaan sosial ekonomi umat adalah wujud nyata dari nilai-nilai Kerajaan Allah yang memihak kaum miskin dan membebaskan kaum tertindas.

Uskup mendorong agar koperasi kredit bergerak jauh melampaui kepentingan pribadi atau kelompok melainkan mengejar kepentingan bersama. Uskup melihat bahwa koperasi kredit sudah berada di jalur yang benar dalam memperjuangkan kepentingan dan kesejahteraan bersama. “We are on the track right now,” kata Uskup.

Uskup Agung Ende Mgr Vincentius Sensi Potokota menyalami Mikhael Hongkoda Jawa, Manajer Puskopdit Flores Mandiri, usai peluncuran buku perayaan 50 tahun koperasi kredit di Flores di aula Puskopdit Flores Mandiri, Sabtu 11 Juni 2022. (photo/frans obon)

Tiga Kata Kunci

Uskup Sensi, dalam sambutannya, mengatakan, memaknai perayaan 50 tahun koperasi kredit, terdapat tiga kata kunci yakni kepercayaan, optimisme, dan doa.

Menurut Uskup, tokoh-tokoh legendaris dan inisiator awal dari gerakan koperasi kredit di Flores adalah kaum klerus di antaranya Pater Bernard Johanes Baack SVD dan tokoh-tokoh awam. Menarik, kata Uskup, sejak awal Pater Baack sudah menyiapkan tokoh-tokoh awam Katolik yang andal.

“Peranan aktif kaum klerus dan tokoh awam sudah terlihat sejak awal. Gereja terutama unsur hierarki klerus dengan penuh keyakinan menyerahkan gerakan ini kepada tokoh-tokoh awam yang memang sudah disiapkan dari awal. Kita siapkan dan dimotivasi untuk suatu pengabdian yang luhur,  pengabdian yang memberikan manfaat dan memberi hidup pada kemanusiaan. Sebagai uskup, saya ingin menegaskan kembali kepercayaan gereja kepada tokoh-tokoh awam  yang amat sangat siap melanjutkan karya ini,” katanya.

Menurut Uskup, selain aspek kepercayaan, optimisme sungguh diperlukan. Kepercayaan yang diberikan, yang saya garisbawahi kepada awam pegiat koperasi, disertai dengan optimisme. Mengapa? Perjalanan 50 tahun koperasi kredit di wilayah ini menjadi bukti bahwa apa yang kecil, berawal dari benih kecil, bukan hanya jatuh di tanah-tanah berbatu tapi di tanah-tanah  subur, telah berkembang dan bertumbuh. Kalau tidak ada tanggapan dari masyarakat kebanyakan, masyarakat luas, gerakan koperasi kredit tidak akan hidup.

“Anggota adalah ladang subur. Untuk kita di Flores umat adalah lahan subur untuk gerakan-gerakan seperti ini. Dalam ketakberdayaan dan kemiskinan, masyarakat membutuhkan gerakan-gerakan seperti ini. Karena itu kita harus optimis bahwa masyarakat Flores membutuhkan peningkatan harkat hidupnya dan menjadi lahan subur gerakan kita,” katanya.

Optimisme dari gereja dan gerakan koperasi kredit diperkuat dengan adanya aspek legalitas pemerintah. Kehadiran pemerintah dalam perayaan ini memperlihatkan adanya legalitas dari gerakan koperasi kredit. “Optimisme menjadi modal dari gerakan ini.”

Aspek ketiga adalah doa. Menurut Uskup, doa harus menjadi salah satu tungku dari gerakan koperasi kredit. Uskup berjanji bahwa gereja akan selalu berdoa agar gerakan ini terus berlanjut. Keterlibatan para imam dengan menjadi anggota di berbagai koperasi kredit adalah suatu bentuk dukungan gereja.

Ketua Puskopdit Flores Mandiri Kristoforus Aja menyerahkan buku kenangan 50 tahun koperasi kredit di Flores kepada Uskup Agung Ende, Mgr. Vincentius Sensi Potokota di aula Puskopdit, Sabtu 11 Juni 2022

Identitas Gerakan

Provinsial SVD Ende Pater Lukas Djua, SVD memberikan apresiasi dan profisiat kepada koperasi kredit primer dan Puskodpit Flores Mandiri atas keberhasilan gerakan koperasi kredit sehingga mencapai usia 50 tahun.

“Koperasi kredit telah berhasil membiayai pendidikan, kesehatan dan sosial ekonomi anggotanya. Kami turut bergembira dan berharap semoga cahaya emas gerakan koperasi kredit tetap bersinar dan memantapkan rasa percaya diri yang sehat ke depan,” kata Pater Lukas dalam sambutannya.

Pater Lukas menyampaikan terima kasih kepada Ketua dan Manajer Puskopdit Flores Mandiri serta fungsionaris koperasi kredit atas penghargaan yang diberikan kepada para perintis gerakan koperasi kredit baik Pater Bernard Johanes Baack SVD bersama para klerus lainnya sebagai inisiator awal maupun para awam yang telah meninggal dunia, yang dikenang dalam perayaan ekaristi kudus sehari sebelum perayaan puncak.

“Penghargaan ini sangat mengesankan dan diungkapkan lagi dalam ajangsana ke Provinsi SVD Ende dan ke kediaman Uskup Agung Ende,”katanya.

Pater Lukas mengingatkan agar kita belajar dari para misionaris perintis dan para awam perintis dari gerakan koperasi kredit. Yang patut kita ikuti dan dalami adalah visi dan pengorbanan mereka.

“Ketika infrastruktur  di wilayah kita masih buruk dan mereka lihat, mereka masuk ke sana. Pengembangan sosial ekonomi dan pertanian, rumah sakit dan sekolah-sekolah dibuka oleh para misionaris. Ketika negara sudah mampu membuka sekolah-sekolah sampai ke pelosok-pelosok, misi mengembangkan sekolah bermutu. Mereka datang bukan hanya menyebarkan agama, meski itu yang pertama, namun mereka melampaui misi agama dan melayani kebutuhan masyarakat melalui sekolah-sekolah sampai ke pedalaman bukan hanya menerima siswa yang beragama Katolik tapi semua orang. Kapal-kapal misi bukan hanya melayani orang Katolik, tapi semua orang Flores,” kata Pater Lukas.

Para misionaris memberi contoh melampaui agama. Kehidupan agama yang benar ini harus kita lanjutkan. Kopdit sebagai lembaga keuangan terbuka bagi semua orang dan tak membeda-bedakan.

Pater Lukas mendorong koperasi kredit untuk tetap memiliki jati dirinya sehingga ciri khas tersebut akan membedakan koperasi kredit dengan lembaga keuangan lainnya. Karena itu refleksi 50 tahun ke depan adalah apa identitas kopdit dan hal itu akan mendorong  para pengurus dan fungsionaris koperasi kredit mengembangkan identitas ini dengan lebih kuat sehingga masyarakat mempunyai pilihan.

“Kalau dia hanya mencari uang, dia bisa pergi ke tempat lain. Kalau dia mengejar kesejahtaraan,  maka kopdit adalah tempatnya,” katanya.

Tantangan kedua, masyarakat NTT sangat bergantung pada alam dan anak-anak bergantung pada orang tua. Anak-anak yang tamat dari perguruan tinggi pun masih bergantung pada orangtua. Karena itu kemandirian dan kewirausahaan menjadi persoalan serius.

Menurutnya, gerakan koperasi kredit di Eropa adalah salah satu jawaban atas persoalan yang ditimbulkan oleh revolusi industri. Koperasi kredit lahir karena adanya keprihatihan pada kehidupan para petani yang jatuh miskin sebagai dampak dari revolusi industri. Oleh karena itu gerakan koperasi kredit di Flores harus kembali kepada semangat ini yakni memberi perhatian pada kelompok rentan, masyarakat miskin dan masyarakat yang memerlukan bantuan.

Bupati Ende Djafar H Achmad (tengah) menerima buku dari Ketua Puskodpit Flores Mandiri Kristoforus Aja (kanan) dan Manajer Puskopdit Flores Mandiri Mikhael Hongkoda Jawa (kiri) pada perayaan 50 tahun koperasi kredit di Flores di aula Puskopdit, Sabtu 11 Juni 2022. (photo/frans obon)

Apresiasi bagi Perintis

Wakil Ketua Induk Koperasi Kredit (Inkopdit) Jakarta Wara Sabon Dominikus mengatakan, pada perayaan 50 tahun gerakan koperasi kredit kita memberikan penghargaan kepada para perintis.

“Karena oleh pengorbanan, dedikasi, dan perjuangan merekalah kita boleh ada di sini. Kalau ada sukacita itu diperuntukkan untuk semua anggota kopdit dan kita semua yang ada di sini. Karena dalam sukacita kita telah mendapatkan begitu banyak manfaat dari Kopdit dan Puskopdit selama 50 tahun pertama  dan tentu manfaat yang sama juga akan didapatkan selama 50 tahun ke depan,” katanya.

Menurutnya, perjalanan selama 50 tahun gerakan koperasi kredit bukanlah waktu singkat. Ada begitu banyak tantangan dari awal lahirnya pada tahun 1970-an. Namun, perayaan 50 tahun merupakan sejarah bagi gerakan koperasi kredit di Puskopdit Flores Mandiri.

“Ini artinya gerakan koperasi kredit berpegang teguh pada trilogi prinsip koperasi kredit yakni pendidikan, swadaya dan solidaritas hingga mencapai usia 50 tahun. Dengan panca pilar yakni pendidikan, swadaya, solidaritas, inovasi, persatuan dan keberagaman, gerakan koperasi kredit ke depan akan semakin berkembang dan jaya dalam usaha bersama untuk meningkatkan taraf hidup para anggotanya,” kata Domi.

Gerakan koperasi kredit, menurutnya, ke depan berhadapan dengan tantangan antara lain meningkatnya konsumerisme, merebaknya berpikir instan, dan masih rendahnya mental wirausaha.

Uskup Agung Ende Mgr Vincentius Sensi Potokota dan Manajer Puskopdit Flores Mandiri Mikhael Hongkoda Jawa

“Tugas kita ke depan adalah bukanya hanya mendorong anggota untuk menabung, melainkan mendorong anggota meningkatkan usaha serta mencetak wirausahawan baru terutama kaum muda milenial. Mendorong anggota mengembangkan sektor riil dengan modal usaha yang disiapkan koperasi kredit. Kopdit dan Puskopdit harus bisa menciptakan inkubator bisnis bagi anggota. Untuk  menciptakan inkubator bisnis sangat besar, diperlukan inovasi-inovasi baru dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang makin canggih saat ini,” katanya.

Rumah Bersama

Domi mengatakan, Puskopdit harus menjadi rumah bersama untuk saling berbagi suka dan duka, meningkatkan solidaritas antar-anggota menuju hidup sejahtera yang diidamkan bersama. Dia mengajak gerakan koperasi kredit komit berpegang pada prinsip awal “Anda susah saya bantu, saya susah Anda bantu” dan melaksanakan pendidikan dan latihan untuk semua (education for all).

“Pendidikan yang memberdayakan, pendidikan yang mengubah mindset para anggota dan pendidikan yang mencerdaskan, serta pendidikan yang  menguatkan harga diri dan karakter anggota. Karena tujuan utama dan terutama dalam usaha koperasi kredit adalah pembangunan harkat dan martabat manusia anggota kopdit,” katanya.

Wakil Ketua Inkopdit Wara Sabon Dominikus

Aspek lain yang harus diperhatikan adalah uang bukanlah tujuan melainkan sebagai sarana, modal untuk mewujudkan visi dan misi koperasi kredit. Untuk itu dia mengatakan agar solidaritas harus dihidupkan terus menerus. Solidaritas antara pengurus, pengawas dan manajemen.

“Dengan solidaritas yang kuat dan ditopang oleh inovasi dan digitalisasi pelayanan, maka kita yakin bahwa Puskopdit Flores Mandiri akan makin berkembang dan berjaya di masa depan,”katanya.

Naskah ini pernah dimuat dalam laporan khusus Mingguan Florespos Net.

Satu pemikiran pada “Koperasi Kredit dan Ekonomi Inklusif

  1. Ping-balik: Kepemimpinan dalam Koperasi Kredit – Flores Inside

Tinggalkan komentar