Pinjaman Daerah Harus Jadi Berkat

Perluasan jaringan listrik di salah satu desa di Kecamatan Cibal, Manggarai.

Oleh Frans Obon

Beberapa daerah di Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT) mengajukan pinjaman dari lembaga keuangan tertentu sebagai sumber pembiayaan pembangunan daerahnya. Tujuannya adalah membiayai program pembangunan yang telah dirancang pemerintah daerah.

Pinjaman tersebut akan dialokasikan untuk membiayai pembangunan infrastruktur (jalan dan jembatan), membangun dan memperbaiki gedung sekolah, membiayai program ekonomi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), membiayai program pertanian dan peternakan.

Karena pinjaman daerah tersebut masih merupakan hal baru bagi daerah kita di Flores,  maka tidaklah heran menimbulkan pertanyaan, apakah pinjaman tersebut merupakan berkat atau sebuah beban baru bagi pemerintah daerah. Ada beragam alasan dan argumentasi mengenai pinjaman ini.

Dari satu segi, pinjaman daerah tersebut adalah sebuah berkat karena pemerintah daerah memiliki sumber dana untuk belanja modal. Pinjaman tersebut tidak akan digunakan untuk belanja pegawai karena memang belanja pegawai sudah tersedia di dalam ABPD yang telah dialokasikan oleh pemerintah pusat. Pinjaman daerah sepenuhnya akan digunakan untuk belanja modal pembangunan. Dengan demikian dampak dari penggunaan dana miliaran rupiah tersebut akan dinikmati oleh masyarakat karena akan membiayai program-program pembangunan yang secara langsung dapat dinikmati oleh masyarakat.

Namun dari sisi lain muncul juga kekhawatiran bahwa tujuan mulia ini tidak akan tercapai dan tidak akan berdampak secara signifikan bagi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi. Nasibnya akan hampir sama dengan dana-dana APBD yang dibelanjakan untuk pembangunan tetapi tidak memberikan kontribusi pada pertumbuhan dan perkembangan ekonomi masyarakat.

Dalam hal menilai kegunaan dari pinjaman daerah ini, kita mulai dari keraguan. Dalam hal apa? Dalam hal dampaknya bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan peningkatan pendapatan masyarakat. Kita sudah membiayai begitu banyak program pembangunan selama ini, namun kita merasakan bahwa semuanya itu belum secara signifikan meningkatkan perekonomian daerah dan pendapatan masyarakat.

Tentu kita tidak ingin menutup mata terhadap berbagai pencapaian dan kemajuan yang ada. Hal itu lebih disebabkan prioritas program pembangunan yang belum sepenuhnya menyentuh kepentingan masyarakat. Rancangan programnya masih belum tepat sasar.

Ada banyak program telah dikerjakan tetapi pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan masyarakat masih berjalan lambat.  Di sana sini terdapat fasilitas dan sarana yang dibangun pemerintah mubazir. Ini artinya terdapat asumsi yang keliru atas perencanaan pembangunan yang ada. Basis rasional dari perencanaan pembangunan kita masih lemah. Dari mana kita melihatnya? Kita melihatnya dari dampak yang ditimbulkan.

Belajar dari sini kita mengusulkan agar seluruh program pembangunan daerah yang dibiayai dari sumber dana pinjaman daerah tersebut harus sungguh-sungguh dirancang dengan baik. Kita memerlukan basis rasional yang lebih kuat dari perencanaan program pembangunan dengan biaya pinjaman daerah tersebut. Pemerintah harus menggunakan dana tersebut untuk membiayai program pembangunan yang berdampak besar bagi pendapatan daerah dan ekonomi masyarakat.

Oleh sebab itu kita tidak perlu membuat begitu banyak program, tetapi beberapa program yang berdampak luas bagi perekonomian daerah. Jauh lebih baik kita menggunakan dana ini untuk satu dua program namun sungguh-sungguh hasilnya dapat diperkirakan dan berdampak besar.

Kalau selama ini pemanfaatan dana APBD memperhitungkan aspek pemerataan pembangunan, sekaligus sebagai jawaban atas aspirasi politik elektoral maka penggunaan dana pinjaman daerah ini harus diperlakukan secara khusus. Misalnya dana pinjaman daerah fokus digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan pertanian. Itupun harus dirincikan lagi yakni infrastruktur pedesaan dan pertanian persawahan, misalnya. Dengan demikian hasilnya akan jauh lebih kelihatan ketimbang merata di setiap kecamatan namun tidak akan berdampak apa-apa. Dengan demikian APBD akan fokus pada pembiayaan sektor-sektor di luar sektor tersebut. Dengan demikian pinjaman daerah akan menjadi berkat bagi pertumbuhan dan perkembangan ekonomi daerah.

Artikel ini menjadi tajuk Florespos Net

Tinggalkan komentar