Kepemimpinan dalam Koperasi Kredit

Kantor Puskopdit Flores Mandiri di Jalan Melati Nomor 1 Ende, Kabupaten Ende, Flores. (Photo/frans obon)

Oleh Frans Obon

Pada tahun 2022 gerakan koperasi kredit merayakan pesta 50 tahun di Flores. Gerakan koperasi kredit telah bertumbuh dan berkembang serta mengakar sampai ke desa-desa. Pertumbuhan dan perkembangan ini ditopang oleh salah satu faktor penting dan utama yakni faktor kepemimpinan.  Faktor kepemimpinan tidak lain adalah orang-orang yang berada di balik gerakan koperasi kredit (man behind the gun), tangan-tangan dingin yang menangani berbagai perkembangan zaman, dinamika gerakan dan karakter kepemimpinan (leadership)  yang kuat merangkul berbagai kepentingan di dalam gerakan.

Dalam kurun waktu 50 tahun, gerakan koperasi kredit menempuh berbagai jalan berliku baik dari internal maupun eksternal. Tantangan yang datang silih berganti itu pemecahannya ditentukan oleh faktor pemimpin. Sebab pemimpinlah  yang mengarahkan pandangan semua anggota menuju satu tujuan bersama yakni menjadikan gerakan koperasi kredit sebagai lembaga keuangan yang dapat dipercaya dan mampu membawa perubahan dalam kehidupan anggotanya.

Penjaga Prinsip Dasar

Salah satu tugas dasar dan utama dari faktor kepemimpinan dalam gerakan koperasi kredit adalah menjaga prinsip dasar dari gerakan koperasi kredit. Karena prinsip dasar inilah yang membedakan gerakan koperasi kredit dengan lembaga keuangan lainnya.

Tidak terbantahkan bahwa gerakan koperasi kredit bermula, berkembang dan bertumbuh dari tangan Gereja Katolik. Koperasi kredit dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam pengembangan ekonomi umat. Gerakan koperasi kredit dibangun di atas tiga dasar dan prinsip utama.

Pertama, prinsip solidaritas. Prinsip solidaritas timbul dari perasaan senasib dan sepenanggungan dan menjadi dimensi etis dari gerakan koperasi kredit. Sejak awal diperkenalkan di Flores, koperasi kredit menggunakan semboyan: “Kau susah aku bantu, aku susah kau bantu.”

Artikel terkait

Kedua, prinsip kemandirian atau pilar swadaya. Prinsip ini menyadarkan kita untuk menggunakan semua potensi dan sumber daya yang kita miliki. Koperasi kredit  mengajarkan kita untuk melepaskan diri dari ketergantungan pada sumber daya dari luar. Pemimpin di koperasi kredit harus tetap menjaga prinsip ini dan menghindarkan diri dari bantuan modal dari luar. Sebab kekuatan koperasi kredit adalah anggota itu sendiri dan koperasi kredit sebagai wadah yang menyatukan semua potensi dan sumber daya yang dimiliki anggotanya.

Kantor Puskopdit Flores Mandiri di Jalan Melati Nomor 1 Ende, Kabupaten Ende, Flores. (Photo/frans obon)

Ketiga, pendidikan anggota. Pendidikan dalam koperasi kredit harus diperluas agar tidak hanya dimengerti dalam konteks kredit dan pengembalian kredit, tanggung jawab anggota terhadap koperasi kredit dan lain-lain melainkan diperluas sebagai pendidikan anggota yang terkait dengan tujuan dari pembentukan koperasi kredit yakni kesejahteraan anggota.

Kepemimpinan

Kepemimpinan menjadi salah faktor utama dalam gerakan koperasi kredit. Faktor pertama dari kepemimpinan itu adalah kualitas dan nilai. Kejujuran, keteladanan, ketekunan, dan komitmen adalah beberapa dari kualitas kepemimpinan yang menurut saya amat diperlukan dalam gerakan koperasi kredit.

Dari sejarah gerakan koperasi kredit di Flores, kita bisa belajar mengenai hal ini. Hampir sebagian besar koperasi kredit dan kelompok-kelompok studi tabungan yang menjadi cikal bakal koperasi kredit  tidak dapat berkembang bahkan hancur disebabkan oleh faktor kepemimpinan.

Ada beberapa hal yang perlu diingatkan mengapa kepemimpinan menjadi hal penting.

Pertama, pergantian kepengurusan. Pergantian kepengurusan di dalam gerakan koperasi kredit ini menjadi titik krusial. Jika tidak dikelola dengan baik, maka akan terbuka konflik di dalam gerakan ini.

Hampir semua institusi di mana pun memerlukan kepemimpinan yang transformatif  sebagai sesuatu yang ideal. Tuntutan dan kualitas kepemimpinan transformatif dibutuhkan oleh gerakan koperasi kredit karena pemimpin dengan kualitas demikian akan dapat menyiasati dan menjawabi perubahan-perubahan baik perubahan internal maupun perubahan eksternal gerakan.

Persoalan mendasarnya adalah bagaimana kita mendapatkan kepemimpinan transformatif itu sejalan dengan cara dan prinsip gerakan koperasi kredit dalam memilih pemimpinnya?

Bagi saya, proses pemilihan pemimpin dalam gerakan koperasi kredit berasaskan demokratisasi di mana setiap anggota memiliki hak suara yang sah (one man one vote). Persis seperti apa yang dilakukan dalam pemilihan pemimpin politik saat ini di mana prinsip satu orang satu suara.

Hotel Flores Mandiri di Jalan Melati No.1 Ende, Kabupaten Ende, Flores. (Photo/frans obon)

Bahaya yang terkandung di dalamnya adalah setiap anggota memiliki tingkat pengetahuan dan pemahaman yang berbeda, beragam latar belakang pendidikan, sosio-ekonomi, politik dan budaya. Ke depan anggota koperasi makin beragam dan datang dari berbagai latar belakang. Kompleksitas dalam memilih pemimpin di gerakan koperasi kredit juga makin besar. Maka diperlukan aturan-aturan baku yang mendasar yang dapat mengakomodasi semua kemungkinan yang ada. Bagaimana menyusun prinsip dan aturan baku tersebut dilakukan, juga menjadi problem tersendiri. Mekanismenya harus disediakan dan dilakukan secara demokratis.

Aturan baku itu mencakup pula mengenai hubungan antara pengurus dan pengawas dan manajemen di pihak lain. Kita tahu manajemen diangkat oleh pengurus namun harus pula dibuat aturan baku untuk menghindari penyalahgunaan kekuasaan di sana atau abuse of power. Karena dalam konteks ini, hubungan kerja antara pengurus dan manajemen dilihat dalam konteks hubungan industrial ketenagakerjaan atau hubungan kontraktual. Sebab bila di kemudian hari timbul perselisihan di antara pengurus dan manajemen dan dibawa ke ranah hukum positif, maka proses penyelesaiannya dilakukan menurut hukum pofitif negara.

Hotel Flores Mandiri di Jln Melati No. 1 Ende, Kabupaten Ende, Flores. (Photo/frans obon)

Kedua, kualitas keputusan. Kualitas keputusan dari para pemimpin koperasi kredit adalah persyaratan yang penting. Tugas pemimpin adalah mengambil keputusan dan kualitas keputusan yang mereka ambil dapat dilihat dari dampak yang ditimbulkan dari keputusan tersebut. Karena itu para pemimpin koperasi kredit harus menyediakan ruang di mana aspirasi anggota didengar sehingga keputusan yang diambil dapat memenuhi harapan dari seluruh anggota koperasi.

Ketiga, manajemen yang profesional. Kepemimpinan di level kedua di koperasi kredit yang tidak kalah pentingnya adalah manajer sebagai kepemimpinan eksekutif. Para manajer ini adalah eksekutor yang andal dari keputusan pemimpin di level puncak. Sebaik apa pun kualitas keputusan dan kebijakan para pemimpin puncak, akan mandek di tangan manajer yang tidak profesional. Karena itu manajer harus memiliki kompetensi profesional yang bagus dan mumpuni.

Jika kualitas kepemimpinan di level puncak dan manajemen sama, maka kita yakin akan ada sinergitas di dalam gerakan koperasi kredit dan kemajuan dari gerakan ini bisa kita dapatkan.

Kemampuan apa saja yang diperlukan? Pertama, analisis masalah dengan benar. Para pemimpin harus bisa menganalisis masalah dan melihatnya dari beragam perspektif dan sudut pandang. Analisis lingkungan usaha baik eksternal maupun internal, selaras dengan nilai-nilai yang dianut koperasi kredit atau tidak, dan berbagai faktor lainnya.

Kedua, merancang strategi. Pengurus dan manajemen merancang strategi sebagai jawaban atas persoalan yang dihadapi. Strategi bisa efektif dan efisien tergantung pada analisis persoalan yang ada. Jika analisis dilakukan dengan baik dan benar, maka sebagian dari persoalan sudah diselesaikan.

Kita memiliki pengalaman dan sejarah panjang bahwa kemajuan dan perkembangan gerakan koperasi kredit di Flores tidak terlepas dari faktor kepemimpinan di dalam gerakan koperasi kredit itu sendiri.  Dalam sejarah panjang hampir 50 tahun koperasi kredit memperlihatkan sisi kepemimpinan yang efektif dan transformatif.

Artikel ini pernah dimuat di Mingguan Florespos Net

Tinggalkan komentar