Memaksimalkan Sumber Daya Lokal

Persawahan Detusoko, Kabupaten Ende, Flores. Optimalisasi sumber daya pertanian untuk kecukupan pangan.

Oleh Frans Obon

Flores memiliki sumber daya alam yang cukup yang dapat memberikan kita sumber penghidupan tapi masih belum dikelola dengan maksimal. Hal itu lebih disebabkan karena kurang dan minimnya sumber daya manusia yang mumpuni untuk mengelola semuanya itu.

Mungkin terlalu cepat kita sampai pada kesimpulan tersebut. Namun, setidaknya dari pengalaman dan keterlibatan Yayasan Tananua, Flores dalam puluhan tahun dengan para petani memperlihatkan bahwa alam kita menyediakan sumber daya yang melimpah, sehingga tidak seharusnya kondisi masyarakat kita masih terbelit masalah kemiskinan.

Kisah perjuangan Yayasan Tananua baik dalam mendampingi para petani maupun sekarang dengan masyarakat pesisir dan nelayan memperlihatkan bahwa pengelolaan yang bagus, dengan konsep yang bagus, dan keterlibatan yang aktif bersama masyarakat, sumber daya yang kita miliki dapat meningkatkan pendapatan dan ekonomi masyarakat.

Dalam konteks pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir, misalnya, pendampingan dan keterlibatan yang aktif bersama masyarakat memberikan kita pemahaman baru bahwa penting sekali memperhatikan konsep keberlanjutan dalam pengelolaan sumber daya perikanan kita.

Misalnya konsep penangkapan gurita. Berdasarkan konsep dan pengetahuan siklus kehidupan gurita, masyarakat memahami siklus penangkapan dan pemeliharaan. Suatu konsep pemanfaatan untuk peningkatan ekonomi di satu sisi, tapi di sisi lain ada konsep keberlanjutan. Bagaimana kita menjaga dan memelihara keberlanjutan dari sumber daya yang kita miliki. Dengan konsep seperti ini kita terhindar dari eksploitasi yang melebihi daya ketersediaan alam. Kita diajak untuk menjaga keseimbangan dalam siklus alam, yang semuanya bermuara pada kepentingan bersama kita.

Pada konteks yang sama, kehidupan dan lingkungan alam pesisir dijaga, dirawat dan dipelihara. Dari sini timbul gagasan bagaimana sumber daya alam itu digunakan untuk pengembangan wisata kuliner berbasis laut. Di sana akan dipadukan pemanfaatan sumber daya alam yang terjaga dengan konsep peningkatan ekonomi.

Konsep keseimbangan dan keberlanjutan inilah yang mendorong diperlukannya kebijakan ekonomi pesisir yang ramah lingkungan dan menjamin keberlanjutan. Dalam praktiknya konsep ini akan mendorong kita untuk dapat memilih alat tangkap macam apa yang diperlukan yang dapat menjamin keberlanjutan dan menjaga keseimbangan kehidupan alam dan kehidupan sosial ekonomi bersama kita. Pilihan kebijakan muncul dari pemahaman yang benar dan yang dapat menjamin ekonomi keberlanjutan.

Eksploitasi yang berlebihan memang selalu berdampak pada ketidakseimbangan dan ketidakberlanjutan. Ini artinya campur tangan manusia dapat mengganggu dan memutuskan mata rantai keseimbagan dan keberlanjutan. Sebagai dampaknya kita kehilangan sumber daya untuk jangka waktu yang lama. Bukankah ini juga berdampak pada pengembangan ekonomi kita?

Di sektor pertanian juga demikian. Kita juga memerlukan konsep pertanian yang dapat menjamin keberlanjutan dan keseimbangan ekosistem. Konsep yang sama akan berpengaruh pada bagaimana cara kita mengelola lahan-lahan pertanian kita. Kita mendengar begitu banyak keluhan mengenai cara kita mengelola lahan dan bagaimana tiap tahun tingkat kesuburan tanah kita makin berkurang.

Produktivitas yang rendah dari pertanian menjadi salah satu alasan mengapa makin hari makin berkurang generasi muda kita terjun ke dunia pertanian. Oleh karena itu kita memerlukan pendekatan-pendekatan baru dalam mengelola lahan pertanian kita, yang masih terbilang masih luas.

Yayasan Tananua mencoba mengembangkan sistem pertanian berorientasi pasar. Masyarakat kita yang terjun ke sektor pertanian umumnya di pedesaan. Di sana filosofi kehidupan kampung-kampung kita berjalan secara siklis. Kampung adalah  pusat kehidupan sosial, politik, ekonomi dan kebudayaan dan agama, plus dengan dinamikanya. Ikatan sosial di kampung kita begitu kuat. Dan hampir semua kampung di Flores menekankan kesamaan, kesetaraan dan partisipasi dalam menggarap tanah.

Dalam konteks demikian kampung dan rumah sebagai basisnya dalam pengembangan pertanian diperlukan. Karena dinamika dan persoalan berawal dari kehidupan rumah dan kampung. Bagaimana kehidupan kampung dan kehidupan rumah dijaga dalam kesatuannya dengan kebun adalah kearifan lokal yang masih terpelihara dengan baik di seluruh Flores. Dari kampung dan rumahlah muncul kebijakan mengenai tata kelola lahan, distribusi tanah dan kesempatan bagi semua orang untuk membangun ekonomi pertanian.

Persawahan di Detusoko, Kabupaten Ende.

Namun haruslah diakui, keajekan kehidupan kampung dan kehidupan rumah tergantung pada ekonomi pasar saat ini. Bagaimana komoditas pertanian menjawabi permintaan pasar. Bagaimana pertanian hortikultura dikembangkan untuk memenuhi permintaan pasar. Makin hari dan makin tahun ekonomi pasar terus bertumbuh di Flores.

Ke depan kebutuhan pangan makin meningkat seiring dan sejalan dengan pertumbuhan penduduk. Sementara itu jumlah orang yang tertarik dengan sektor pertanian terutama di kalangan kaum muda makin menurun setiap tahun.

Itu karena adanya kesenjangan yang terjadi antara ekonomi pasar  dan produk pertanian kita. Artinya kita membutuhkan dana tunai untuk belanja kehidupan rumah tangga tapi produksi pertanian tidak memenuhi dan menjawabi permintaan pasar. Dengan kata lain produksi pertanian kita hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri, kecuali beberapa komoditas.

Apa yang diperlukan sekarang adalah bagaimana sektor pertanian itu berorientasi pasar. Menjawabi permintaan pasar. Di situlah pentingnya tawaran Yayasan Tananua dengan konsep rumah, kebun dan pasar (sao, uma, dan rega). Bagaimana pertanian kita dikelola untuk meningkatkan perdagangan komoditas pertanian, komoditas pangan, dan hortikultura bukan saja memenuhi pasar domestik tetapi permintaan pasar nasional.

Tidaklah mudah tetapi kita memerlukan konsep dan kebijakan pembangunan yang mendukung komitmen seperti ini. Dengan demikian kita memaksimalkan sumber daya lokal kita bukan saja untuk kepentingan ekonomi rumah tangga tetapi berorientasi pasar, sehingga sektor pertanian dan kelautan dapat menjadi sumber pendapatan ekonomi masyarakat kita.

Artikel ini adalah tajuk Mingguan Florespos Net.

Tinggalkan komentar