Mendokumentasikan Sejarah Koperasi Kredit

Ketua Puskopdit Flores Mandiri Kristoforus Aja menyerahkan buku kenangan 50 tahun koperasi kredit di Flores kepada Bupati Nagekeo, dokter Jonahes Don Bosco Do, M.Kes di aula Puskopdit, Sabtu 11 Juni 2022. (foto/frans obon)

Oleh Frans Obon

Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit) Flores Mandiri mendokumentasikan sejarah pertumbuhan dan perkembangan 40 koperasi kredit dalam dua buku: Koperasi Kredit Dialog Kehidupan dan Merawat Ingatan, Jejak Sejarah Koperasi Kredit di Flores (Penerbit Ledalero 2022). Dengan ketua tim editor Manajer Puskopdit Flores Mandiri, Mikhael Hongkoda Jawa, kedua buku ini dikerjakan dalam rentang waktu tiga bulan. Anggota tim editor: Frans Obon, Kosmas Lawa Bagho, Agustinus Gedho Thuru

Manajer Puskopdit Flores Mandiri Mikhael Hongkoda Jawa saat peluncuran kedua buku ini pada puncak perayaan 50 tahun gerakan koperasi kredit di Flores di aula Puskopdit Flores Mandiri, Sabtu 11 Juni 2022 mengatakan, pencapaian usia 50 tahun gerakan koperasi kredit di Flores patutlah dicatat dengan tintas emas. Hal demikian tentu saja beralasan karena sejarah koperasi kredit juga mengalami pasang surutnya.

“Mengenang 50 tahun gerakan koperasi kredit di Flores, sebagai simbol peradaban koperasi kredit di wilayah Puksopdit Flores Mandiri, patut dicatat dengan tinta emas melalui pendokumentasian tulisan dan film dokumenter. Kami meramu perjalanan gerakan koperasi kredit di wilayah ini dengan berbagai sepak terjangnya, yang dikemas dalam dua judul buku yakni Koperasi Kredit Dialog Kehidupan dan Merawat Ingatan Jejak Sejarah Koperasi Kredit di Flores,” kata Mikhael.

Menurut dia, dua buku ini mencatat kisah-kisah para penggiat dan perjalanan gerakan koperasi kredit di Flores sebagai gerakan hati, gerakan kemanusiaan inklusif tanpa sekat yang membatasi.

“Buku pertama berisi testimoni faktual para perintis dan penggiat koperasi kredit, kesaksian anggota mengenai manfaat menjadi anggota, kesaksian kalangan kaum muda anak-anak insan koperasi kredit dan karyawan koperasi kredit yang melakukan pengembangan diri melalui kegiatan on job training selama 60 hari dan bagian terakhir adalah refleksi mengenai koperasi kredit dari berbagai perspektif,”katanya.

Buku kedua, lanjutnya, mengisahkan tapak sejarah pertumbuhan dan perkembangan koperasi kredit di Flores baik di tingkat primer maupun di tingkat Puskopdit Flores Mandiri. Buku setebal 596 halaman ini ditulis oleh para fungsionaris koperasi kredit.

Dua buku yang diluncurkan dalam rangka perayaan 50 tahun koperasi kredit di Flores pada Sabtu 11 Juni 2022.

Tentang Buku

Buku Koperasi Kredit Dialog Kehidupan diawali dengan prolog ditulis Uskup Agung Ende Mgr. Vincentitus Sensi Potokota yang berjudul Koperasi Kredit: Pastoral Pemberdayaan dan Pembebasan. Prolog kedua ditulis Superior General SVD di Roma Pater Dr. Paul Budi Kleden SVD.

“Salah satu jurus pendampingan ialah inisiatif Delegatus Sosial (Delsos) pada tahun 1972, untuk membentuk kelompok Studi Tabungan (KST) sebagai langkah awal menuju pembentukan Koperasi Kredit (Credit Union),” kata Uskup.

Mengapa memilih koperasi kredit? Uskup Sensi mengatakan, para pemula yang terdiri dari klerus dan awam meyakini bahwa Gereja dengan karakter “Communio et missio” sejalan dengan prinsip-prinsip gerakan koperasi kredit.

“Nilai-nilai seperti saling percaya, bekerjasama, solidaritas, kekeluargaan dan lain-lain, diusung baik oleh Gereja maupun oleh koperasi dalam visi dan misinya. Sama-sama berkepentingan membekali masyarakat (umat) dengan keswadayaan dan kemandirian (keberdikarian). Sama-sama berupaya meyakinkan masyarakat untuk mengandalkan dan membudidayakan semua aset-aset sumber daya alam dan sumber daya manusia  (SDA dan SDM) semaksimal mungkin demi mewujudkan cita-cita kesejahteraan lahir batin, rohani-jasmani,” kata Uskup.

Menurut Uskup, Gereja berkomitmen agar “cinta kasih” tidak hanya suatu rumusan dogmatis dan kanonis tetapi harus terwujud dalam pastoral pemberdayaan yang membebaskan, menyejahterakan dan membahagiakan manusia. Keselamatan yang menjadi inti pewartaan Kabar Gembira harus dialami dan dirasakan sebagai aksi-aksi penyelamatan yang solutif dan transformatif.

“Karena itu Gereja tidak hanya menginisiatif, tetapi sampai saat ini terus mendukung gerakan koperasi yang dilakoni oleh para aktivis awam, kader-kader andalan Gereja,” katanya.

Ketua Puskopdit Flores Mandiri Kristoforus Aja menyerahkan buku kenangan 50 tahun koperasi kredit kepada pejabat pemerintah dari Kabupaten Ngada di aula Puskopdit, Sabtu 11 Juni 2022. (foto/frans obon)

Pater Budi melihat bahwa kultur lokal Flores yang menekankan kebersamaan dan persaudaraan adalah nilai-nilai fundamental yang memungkinkan gerakan koperasi kredit di Flores bertumbuh dan berkembang. Oleh karena itu Pater Budi mengatakan bahwa koperasi kredit adalah bentuk pelembagaan dari semangat kebersamaan yang membebaskan.

“Orang yang belajar di dalam keluarga semangat dan praktik persaudaraan, yang tahu berbagi, yang peduli terhadap orang lain serta hidup dan menghidupi harapan, menjadi pribadi yang mempunyai kesanggupan untuk menghayati persaudaraan tersebut melampaui batas keluarganya sendiri. Dia menjalin persaudaraan lintas batas suku, agama dan bangsanya,” kata Pater Budi.

Menurutnya, gerakan koperasi akan bertumbuh dan berkembang bila nilai-nilai persaudaraan dan kebersamaan ini dijalankan dalam koperasi kredit. Kebersamaan, saling berbagi dan saling peduli adalah nilai dasar yang mesti dihidupkan karena bila tidak dijalankan, koperasi kredit akan mati.

“Koperasi dalam berbagai bentuknya adalah pelembagaan dari semangat persaudaraan yang membebaskan. Melalui koperasi para anggota berbagi, saling peduli dan memberi harapan. Koperasi membuktikan, bahwa dari sedikit yang dibagikan setiap anggota, terkumpul dana yang besar yang dapat digunakan demi peningkatan kualitas hidup para anggota, membuka perspektif dan memberi harapan bagi keluarga-keluarga untuk menyekolahkan anak-anak mereka, mengentas kemiskinan yang terstruktur. Koperasi lahir dan berkembang, karena para anggota saling peduli, mencari jalan supaya setiap anggota dapat bertumbuh dalam kesejahteraan. Apabila semangat persaudaraan tidak dipelihara, maka koperasi cepat atau lambat menjadi hantu yang menakutkan dan karena itu dijauhi,” katanya.

Ketua Puskopdit Flores Mandiri Kristoforus Aja menyerahkan buku kenangan 50 tahun koperasi kredit kepada Andreas Ngea dari STPM Santa Ursula Ende di aula Puskopdit, Sabtu 11 Juni 2022. (photo/frans obon)

Bagian pertama dari buku ini menampilkan inspirator dan inisiator Pater Bernardus Johanes Baack SVD dan visi ke depan gerakan ini dengan menampilkan anak-anak insan koperasi kredit yang pernah mengikuti program pertemuan anak-anak insan koperasi kredit yang digagas Puskopdit Flores Mandiri dan karyawan koperasi kredit yang pernah mengikuti program on job training selama 60 hari sebagai ikhtiar membangun profesionalisme dalam gerakan koperasi kredit.

Bagian kedua disusul dengan profil para manajer dan ketua koperasi kredit baik di tingkat primer maupun Puskopdit Flores Mandiri.

Bagian ketiga adalah kesaksian anggota koperasi kredit yang membangun usaha produktif mereka dengan dana pinjaman dari koperasi kredit. Bagian ini menjadi penting untuk melihat bahwa koperasi kredit saat ini sudah menjadi sumber pembiayaan pengembangan usaha ekonomi kreatif anggota. Kecendrungan ini ke depan makin besar dan meningkat sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan koperasi kredit dan kesadaran anggota untuk menjadikan koperasi kredit sebagai sumber pembiayaan usaha produktifnya.

Ketua Puskopdit Flores Mandiri Kristoforus Aja menyerahkan buku kenangan 50 tahun kepada Anna Maria Gadi Djou dari Universitas Flores di aula Puskopdit, Sabtu 11 Juni 2022. (foto/frans obon)

Bagian keempat adalah beragam perspektif untuk memperkaya gerakan koperasi kredit ke depan. Ada perspektif filsafat, teologis, pastoral, dialog, Kitab Suci, dan sosial antropologis.

Buku kedua terdiri dari tiga bagian. Bagian pertama berisi jejak perjalanan Puskopdit Flores Mandiri. Bagian kedua berisi suara personel Puskopdit Flores Mandiri dan bagian ketiga berisi sejarah, visi dan misi, program, pertumbuhan dan perkembangan 40 koperasi kredit primer di bawah payung Puskopdit Flores Mandiri.

Bagi para peneliti, dosen dan mahasiswa yang ingin mendapatkan sejarah, visi, misi, program, pertumbuhan dan perkembangan koperasi kredit di Flores terutama di wilayah Kabupaten Ngada, Kabupaten Ende, dan Kabupaten Nagekeo, kedua buku ini dapat menjadi referensi yang lengkap. Karena itu pada saat peluncuran, selain diberikan kepada pemerintah dan pimpinan Gereja Katolik, kedua buku ini diserahkan ke perguruan tinggi sebagai bahan pembelajaran dan sumber referensi.

Ruang Literasi Koperasi Kredit

Pada perayaan 50 tahun gerakan koperasi kredit, Puskopdit Flores Mandiri juga meresmikan perpustakaan sebagai ruang literasi gerakan koperasi kredit. Lokasinya masih berada di kompleks Puskopdit Flores Mandiri. Pemberkatan ruangan dilakukan Provinsial SVD Ende Pater Lukas Djua SVD sehari sebelum perayaan puncak, Jumat 10 Juni 2022. Di sini akan disediakan berbagai publikasi, data dan buku-buku tentang koperasi kredit. Tujuannya agar masyarakat luas yang mau belajar tentang koperasi kredit dapat terlayani dengan baik.

Artikel ini pernah dimuat di Mingguan Florespos Net.

Satu pemikiran pada “Mendokumentasikan Sejarah Koperasi Kredit

  1. Ping-balik: Kepemimpinan dalam Koperasi Kredit – Flores Inside

Tinggalkan komentar