Merayakan Kesetiaan

Oleh FRANS OBON

Saya mengikuti acara penyerahan cincin kesetiaan 25 tahun dalam berkarya yang diberikan kepada tiga orang guru dan seorang pegawai di Kapela Biara Santa Ursula di Jln Wirajaya, Kamis lalu. Penghargaan ini diberikan oleh Suster-Suster Ursulin di Ende kepada pegawai dan karyawan yang telah mengbadi dan mendedikasikan bakat dan kemampuannya dalam lembaga pendidikan di bawah asuhan para Suster Ursulin.
Lanjutkan membaca “Merayakan Kesetiaan”

APBD


Sebuah kampung di Kabupaten Manggarai, Flores.

Oleh FRANS OBON

Sebagian besar kabupaten/kota di Nusa Tenggara Timur (NTT) terlambat membahas Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2011. Pemerintah pusat mengeluarkan aturan bahwa anggaran akan dipotong 25 persen bagi kabupaten/kota yang terlambat membahas RAPBD. Selain itu setelah pembahasan oleh DPRD kabupaten/kota, RAPBD tersebut harus diasistensi lagi ke provinsi.

Tidak banyak yang kita ketahui alasan dan kendala mengapa RAPBD 2011 terlambat dibahas. Namun dari media kita tahu bahwa sebagian disebabkan karena adanya tarik menarik kepentingan antara legislatif dan eksekutif. Yang paling tajam perbedaan pendapat itu terjadi antara eksekutif dan legislatif Kota Kupang. Imbas dari perbedaan ini, terjadi pula perbedaan pendapat yang tajam di kalangan internal DPRD Kota Kupang.
Lanjutkan membaca “APBD”

Melupakan Asas Manfaat


Kampung ponto di Manggarai

Oleh FRANS OBON

Banyak aset daerah di Manggarai Barat terancam mubasir. Pemerintah diminta segera mengelola aset-aset ini sebab jika tidak dimanfaatkan, akan menjadi mubazir. Media ini (Flores Pos 13 Januari 2011) menyebutkan aset yang terancam mubazir itu antara lain satu unit kapal laut, rumah toko, rumah sakit umum, satu unit rumat potong dan satu traktor.

Sementara itu di Kabupaten Manggarai, bekas kabupaten induk Manggarai Barat, pemerintah daerah merencanakan untuk membangun gedung DPRD yang megah, sebanding dengan kantor bupati sekarang ini. Gedung DPRD Manggarai dianggap tidak memadai lagi sehingga dibangun gedung baru (Flores Pos 13 Januari 2011).
Lanjutkan membaca “Melupakan Asas Manfaat”

Moratorium Tambang

Oleh FRANS OBON

Di hadapan anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) dari Nusa Tenggara Timur Abraham Paul Liyanto dan Emanuel Babu Eha, Bupati Ngada Marianus Sae mengatakan, meski Kabupaten Ngada memiliki potensi pertambangan, namun pemerintah daerah lebih fokus pada potensi pertanian, peternakan, dan perkebunan. Sejalan dengan prioritas kebijakan itu, Bupati telah mengalokasikan anggaran yang cukup untuk membiayai program yang diberi nama Pemberdayaan Ekonomi Rakyat (Perak) (Flores Pos, 12 Januari 2011).

Mengenai tambang sendiri, Bupati mengatakan, pemerintah daerah menolaknya. Pemerintah Kabupaten Ngada tidak mau menjadikan tambang lokomotif pembangunan atau prioritas untuk mensejahterakan rakyat. Pemerintah tidak mau memaksakan pertambangan kepada masyarakat. Jika rakyat setuju, pemerintah setuju. Jika rakyat tolak, pemerintah tidak akan memaksa.
Lanjutkan membaca “Moratorium Tambang”

Melawan Akal Sehat

Oleh FRANS OBON

Dua puluh enam orang termakan janji akan menjadi calon pegawai negeri sipil di Badan Kepegawaian Nasional (BKN), meski dengan syarat mereka harus menyerahkan uang panjar kepada pelaku. Sebagian dari mereka telah menyerahkan uang panjar itu. Kasus penipuan ini telah ditangani polisi untuk diproses secara hukum (Flores Pos, 11 Januari 2011).

Di tilik dari tingkat pendidikan, para korban adalah tamatan sarjana dan diploma yang sedang mencari peruntungan di sektor birokrasi negara. Lapangan kerja di sektor birokrasi negara memang menjanjikan sebab gaji pegawai negeri terbilang besar dengan jaminan pensiun yang bagus. Gaji dan jaminan hari tua adalah salah daya tarik yang menyedot para pencari kerja ke sektor birokrasi. Belum lagi jaminan-jaminan lainnya yang mereka terima ketika mereka menduduki posisi-posisi penting di dalam pemerintahan. Sedangkan di sektor swasta, sebagian besar merayap. Hampir sebagian besar gaji pegawai swasta ada di bawah Upah Minimum Provinsi (UMP) dan belum semua perusahaan menerapkan gaji pensiun dan sistem keamanan sosial pekerja lainnya. Sementara pilihan untuk berwiraswasta di daerah seperti di Flores dan Lembata belum menjadi pilihan lantaran pertumbuhan ekonomi yang melambat.
Lanjutkan membaca “Melawan Akal Sehat”

Kehilangan Empati

Oleh FRANS OBON

Dalam kasus diare di Desa Tonggo, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo, aparat pemerintah kita mulai dari desa hingga kabupaten menunjukkan sikap kehilangan empati. Hal itu dapat kita baca dari pernyataan mereka yang cenderung mempersalahkan masyarakat. Kasus diare di daerah ini menewaskan Ibrahim Abdullah (11), siswa kelas V Sekolah Dasar Katolik Tonggo dan 15 orang lainnya dirawat. Jumlah penderita bisa lebih dari itu, kata petugas kesehatan, karena hanya 15 orang itulah yang berobat di Puskesmas sehingga terdata (Flores Pos, 10 Januari 2011).

Kita memberi apresiasi kepada aparat pemerintah setempat yang segera ke lapangan setelah mendengar kasus diare menimpa masyarakat. Sikap tanggap itu patut dihargai dan merupakan ungkapan dari tanggung jawab pemerintah. Sikap itulah yang kita butuhkan dari pemerintah setiap kali masyarakat menghadapi bencana dan masalah.
Tapi di lain pihak, pernyataan-pernyataan yang cenderung mempersalahkan masyarakat dalam situasi semacam ini dapat dianggap sebagai kehilangan rasa empati terhadap para korban.
Lanjutkan membaca “Kehilangan Empati”

Katolik Flores


Seminari Menengah Mataloko, Ngada, Flores.

Oleh FRANS OBON

Assistent Resident van Flores C A Bosselar memuji misi Katolik di Flores. Bosselar seorang Katolik. Tapi pada pembukaan rumah baru Seminari Mataloko di Kabupaten Ngada, 15 September 1929, dia lebih enak bicara sebagai Assistant Resident van Flores ketimbang sebagai seorang Katolik. Pidato Bosselar dikutip Pater Frans Cornelissen SVD dalam buku 50 Tahun Pendidikan Imam di Flores, Timor dan Bali, (Ende: Percetakan Arnoldus Nusa Indah, 1978).
Lanjutkan membaca “Katolik Flores”