Setiakawan Lintas Batas

Oleh FRANS OBON

DALAM suasana perayaan 100 tahun kehadiran Gereja Katolik di Manggarai, Uskup Ruteng Mgr Hubert Leteng menerbitkan surat Gembala Prapaskah tentang solidaritas di dalam kehidupan masyarakat Manggarai (Flores Pos edisi 2 Maret 2012).

Perayaan ekaristi Hari Rabu Abu, menandai puasa selama 40 hari Umat Katolik. Perayaan ekaristi di Paroki Onekore, Keuskupan Agung Ende.

Dari surat gembala itu, ada tiga dimensi yang ingin kita refleksikan. Sekurang-kurangnya ada tiga ruang, yang perlu diperbarui dan dibersihkan agar kehidupan iman umat Katolik di Manggarai bisa memberikan kemaslahatan pada kehidupan bersama. Tujuan dari pembaruan itu, sebagaimana dikatakan Uskup, terbinanya kehidupan yang rukun dan adil, berseminya nilai kejujuran dan kebenaran dalam seluruh sendi kehidupan masyarakat Manggarai. Dan tentu saja dalam konteks perayaan yubileum 100 tahun Gereja Katolik, refleksi ini menjadi penting dan mendapatkan momen yang tepat dan di dalam lokus yang lebih kontekstual.
Lanjutkan membaca “Setiakawan Lintas Batas”

Membingungkan atau Mencerahkan

Oleh FRANS OBON

MASALAH dana Aspirasi Masyarakat (Asmara) DPRD Ende yang belakangan diperbincangkan publik makin menarik. Kendati telah dilakukan melalui proses panjang, mulai dari penjaringan aspirasi masyarakat, pembahasan dalam Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang) dari tingkat desa hingga kabupaten, dibahas lagi antara legislatif dan eksekutif di DPRD Ende, namun APBD 2012 ternyata masih menyimpan satu persoalan: dana Asmara anggota Dewan.

Para pekerja sedang mengerjakan drainase dalam Kota Ende.

Untuk menyegarkan kembali ingatan kita soal dana Asmara ini, baiklah kita runutkan kembali. Masalah ini diangkat ke media oleh Ketua Solidaritas Nasional Masyarakat Anti Korupsi dan Anti Mafia Hukum NTT Vinsen Sangu. Besarnya dana Asmara ini, menurut Sangu, Rp21 miliar lebih, yang akan digunakan untuk kegiatan fisik dan non fisik. Tetapi Wakil Ketua DPRD Ende, Anwar Liga menyebutnya hanya Rp12 miliar lebih atau rata-rata Rp300 juta per anggota Dewan (Flores Pos edisi 22 Februari 2012).
Lanjutkan membaca “Membingungkan atau Mencerahkan”

Sekali Lagi, Dana Asmara

Oleh FRANS OBON

MASALAH dana aspirasi masyarakat (Asmara) bagi anggota DPRD Ende kembali menjadi perhatian kita. Beberapa waktu lalu, Ketua Solidaritas Nasional Masyarakat Anti Korupsi dan Anti Mafia Hukum NTT Vinsen Sangu mengkritik dana asmara DPRD senilai Rp21 miliar lebih ini, yang akan digunakan untuk kegiatan fisik dan non fisik. Namun Wakil Ketua DPRD Ende, Anwar Liga mengatakan, dana Asmara DPRD Ende hanya Rp12 miliar lebih atau rata-rata Rp300 juta per anggota Dewan (Flores Pos edisi 22 Februari 2012).

Ibu-ibu pedagang sayur di pasar Mbongawani, Ende, terpaksa menjual sayur di pinggir jalan, meski jalan becek pada musim hujan.

Selain kritikan dari kalangan luar birokasi dan mantan anggota DPRD Ende terutama dari segi landasan hukum dan prosedur perencanaan anggaran pembangunan pemerintah melalui Musrenbang, tetapi juga ada penolakan dari Bupati Ende Don Bosco M Wangge.
Lanjutkan membaca “Sekali Lagi, Dana Asmara”

Pertanyaan untuk Kopdit

Oleh FRANS OBON

Pusat Koperasi Kredit (Puskopdit) Flores Mandiri menggelar Rapat Anggota Tahunan (RAT) Tahun Buku 2011 di aula yang megah dengan tata lampu yang menarik, 25 Februari 2012. Gedung ini baru dibangun dan belum rampung seluruhnya. Desainnya bagus. Sedangkan gedung lainnya sudah diresmikan Gubernur Frans Lebu Raya, Mei tahun lalu.

Acara RAT Tahun Buku 2012 Puskopdit Flores Mandiri, Sabtu (25/2/2012) @frans obon.

Puskopdit Flores Mandiri menaungi 47 koperasi kredit primer terdiri dari 19 kopdit sebagai anggota, 13 kopdit sebagai calon anggota, dan 15 kopdit sebagai kelompok binaan, dengan jumlah anggota individu 81.992 orang, dengan kekayaan Rp465 miliar lebih, simpanan saham Rp374 miliar, pinjaman beredar Rp237,9 miliar, dan dukungan pemerintah dalam bentuk pinjaman bergulir Rp1,2 miliar (Flores Pos edisi 27 Februari 2012).
Lanjutkan membaca “Pertanyaan untuk Kopdit”

Pemilukada di Flores

Oleh FRANS OBON

PADA tahun 2013 mendatang, ada kabupaten di Flores yang akan mengadakan pemilihan umum kepala daerah (Pemilukada) untuk memilih bupati dan wakil bupati. Geliat pesta demokrasi pada aras lokal itu sudah mulai terasa. Tim dari masing-masing pasangan calon sudah secara diam-diam melakukan monitoring dan koordinasi di lapangan, terutama di daerah pedesaan. Usaha ini untuk mendeteksi lebih awal mengenai dukungan masyarakat dan kemungkinan elektabilitas dari para calon.

Petugas menyuntik ternak sapi di Kecamatan Detusoko, Kabupaten Ende, Sabtu (3/3/2012) setelah ada dugaan 8 orang terserang anthrax.

Ada pula partai politik telah menggelar musyawarah partai untuk membahas mengajukan beberapa calon, yang nantinya akan disampaikan ke pengurus partai politik tingkat provinsi dan terutama ke Jakarta.
Lanjutkan membaca “Pemilukada di Flores”

ADD dan Gizi Buruk

Oleh FRANS OBON

PEMERINTAH Kabupaten Sikka membikin sebuah pilot project penanganan gizi buruk, bekerja sama dengan Unicef. Proyek contoh usaha peningkatan gizi anak ini, dengan sasaran ibu dan anak di Sikka, dibikin sosialisasinya di sebuah hotel di Maumere, 22 Februari 2012 lalu (Flores Pos edisi 24 Februari 2012).

Pelabuhan di Maumere, Kabupaten Sikka.

Bupati Sikka Sosimus Mitang dan Wakil Bupati Wera Damianus hadir pada kesempatan ini. Bupati Sikka mengatakan bahwa masalah gizi buruk bukanlah masalah kesehatan, tetapi masalah ketersediaan pangan. Padahal Sikka punya banyak makanan dan cukup untuk asupan gizi ibu dan anak. Oleh karena itu gangguan pertumbuhan gizi ibu dan anak harus pula menjadi perhatian Dinas Pertanian.
Lanjutkan membaca “ADD dan Gizi Buruk”

Kita Butuh Mobil Damkar

Oleh FRANS OBON

DELAPAN rumah toko di Jln Banteng, Kabupaten Ende, pada Rabu, 22 Februari 2012 terbakar. Sebab-sebab kebakaran masih diselidiki. Namun perkiraan sementara kerugian mencapai Rp3 miliar lebih. Delapan rumah toko ini tidak bisa diselamatkan oleh karena minimnya mobil pemadam kebakaran di Kota Ende. Sebagaimana biasanya, pada situasi seperti ini banyak pihak mengusulkan agar pemerintah membeli mobil pemadam kebakaran (Damkar) guna meminimalisasi meluasnya lalapan api ke bangunan-bangunan sekitarnya (Flores Pos edisi 23 Februari 2012).

Namun sebagaimana juga lazimnya, ingatan kita berlalu seiring dengan perjalanan waktu. Akibatnya memang kita dihadapkan pada situasi ketakberdayaan yang sama dan mendengar usulan serupa ketika kasus kebakaran kembali terjadi. Inilah contoh jelas bagaimana rencana pembangunan kita di Flores umumnya mengabaikan risiko bencana.

Kota-kota kita di Flores makin hari makin bertumbuh dan terus berkembang menjadi kota-kota besar. Yang kita maksudkan dengan kota besar itu adalah makin meluasnya kota-kota kita dan makin padat pula pemukiman penduduk. Karakter kota kita yang sedang bertumbuh ini pada awalnya terdiri dari beberapa kampung, yang kemudian oleh pertumbuhan penduduk bersambung-sambung dan meluas. Sebagai kampung, tentu saja masyarakatnya punya ekologi pikiran sendiri dan pemahaman tentang tata ruang yang tidak tertulis.
Lanjutkan membaca “Kita Butuh Mobil Damkar”