Misa perutusan. (Dari kiri ke kanan) Wakil Ketua DPRD Ende Frans Taso, Wakil Ketua DPRD Nagekeo Stanis Paso dan Wakil Ketua DPRD Ngada Moses Mogo.
Oleh FRANS OBON
Acungan jempol untuk Komisi Kerasulan Awam Katolik Keuskupan Agung Ende. Setidaknya sebagai sebuah langkah awal. Pertama kalinya komisi ini sukses membawa hampir 80 persen lebih dari 61 orang anggota legislatif yang beragama Katolik di tiga kabupaten di Flores: Ngada, Nagekeo dan Ende, dalam pertemuan dua hari di Mataloko, 8-9 April 2011.
Kemah Tabor, yang didirikan 1932, dalam sejarahnya adalah tempat sementara pendidikan calon imam sebelum dipindahkan ke Ledalero 1937. Kemah Tabor sekarang ini menjadi tempat retret yang bagus. Dulu orang menyebutnya rumah tinggi. Karena Kemah Tabor yang berbentuk huruf U itu adalah satu-satunya rumah dua lantai saat itu. Cuaca Mataloko yang sejuk. Kadang-kadang dingin. Indah. Hijau. Terawat. Dengan sayur pucuk labu yang enak.
Ke tempat ini, yang berhadapan langsung dengan tempat pendidikan calon imam, Seminari Menengah Todabelu, Mataloko, yang sudah berdiri kokoh sejak 1929, para politisi Katolik dari berbagai partai politik menepi sementara untuk merefleksikan kembali orientasi politik kesejahteraan yang diputuskan oleh para legislatif. Maka jadilah pertemuan dua hari ini sebuah retret politik.
Dalam banyak kesempatan kita memang mendengar banyak keluhan betapa susahnya mengumpulkan para politisi Katolik dalam suatu forum. Sebabnya bermacam-macam. Yang utama apalagi kalau bukan karena kepentingan. Tapi rupanya roh Musyawarah Pastoral (Mupas) VI telah mengubah hati untuk melihat secara baru berbagai usaha politik untuk mensejahterakan masyarakat Flores.
Lanjutkan membaca “Diutus ke Tengah Tata Dunia”